Kepala Mandiri Institute, Andre Simangunsong, mengungkapkan keyakinannya bahwa pola konsumsi masyarakat Indonesia akan mengalami peningkatan yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2026, terutama dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Proyeksi ini muncul di tengah berbagai dinamika ekonomi yang berlangsung di Tanah Air, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan.
Proyeksi Konsumsi Masyarakat
Dalam analisis yang dipaparkan oleh Mandiri Institute, Andre Simangunsong menyatakan bahwa momen Ramadhan selalu menjadi pemicu bagi peningkatan konsumsi masyarakat. “Konsumsi pada bulan Ramadhan biasanya meningkat, terutama untuk sektor makanan dan minuman. Kami perkirakan akan ada lonjakan signifikan di periode ini,” ungkap Simangunsong dalam sebuah konferensi pers yang diadakan baru-baru ini.
Pola konsumsi yang meningkat ini, menurutnya, tidak hanya akan berdampak pada tingkat penjualan di pasar tradisional, tetapi juga akan memperkuat sektor e-commerce yang tengah berkembang pesat di Indonesia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke belanja online, khususnya di bulan Ramadhan, diharapkan akan ada pertumbuhan yang berarti dalam sektor ini.
Dampak Terhadap Sektor Ekonomi
Peningkatan konsumsi yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor ekonomi. Sektor UMKM, misalnya, akan mendapatkan manfaat dari lonjakan permintaan produk konsumsi. Banyak pelaku usaha kecil yang memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan penjualan, baik melalui pasar offline maupun online.
“Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat bagi UMKM untuk berinovasi dan memasarkan produk mereka. Dengan adanya peningkatan konsumsi, banyak pelaku usaha yang akan merasakan dampak positif,” jelas Simangunsong.
Momen Berbelanja yang Berbeda
Di era digital saat ini, cara masyarakat berbelanja telah berubah. Dulu, orang lebih memilih untuk berbelanja di pasar atau toko fisik. Namun, dengan kemudahan akses teknologi, banyak yang beralih ke platform online. Hal ini terlihat dari tren belanja yang terus meningkat, dan bulan Ramadhan diperkirakan akan semakin mempercepat pergeseran ini.
“Belanja online akan semakin mendominasi, terutama saat menjelang hari raya. Masyarakat cenderung mencari kemudahan dan efisiensi dalam berbelanja,” kata Simangunsong.
Meningkatnya Keterlibatan E-Commerce
Sektor e-commerce di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data yang diperoleh, selama bulan Ramadhan, penjualan di platform e-commerce dapat meningkat hingga 30% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbiasa melakukan transaksi secara online.
“Dengan adanya promo dan diskon yang ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce, banyak konsumen yang tertarik untuk berbelanja online, terutama menjelang Idul Fitri,” tambahnya.
Persiapan Pelaku Usaha
Dari sisi pelaku usaha, persiapan menjelang bulan Ramadhan menjadi sangat penting. Banyak dari mereka yang mulai merencanakan strategi pemasaran dan promosi untuk menarik perhatian konsumen. Dengan memanfaatkan media sosial dan iklan digital, pelaku usaha dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.
“Pelaku usaha harus mempersiapkan diri dengan baik. Strategi pemasaran yang efektif dapat membantu mereka untuk memaksimalkan potensi penjualan di bulan Ramadhan,” kata Simangunsong.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun proyeksi konsumsi menunjukkan angka yang positif, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Inflasi yang terus terjadi, misalnya, dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat, maka akan ada dampak terhadap pola konsumsi.
“Penting bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Jika inflasi tidak terkendali, akan sulit bagi masyarakat untuk berbelanja seperti yang diharapkan,” ungkap Simangunsong.
Peran Pemerintah dalam Stabilitas Ekonomi
Pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama menjelang bulan Ramadhan. Kebijakan yang tepat dalam pengendalian inflasi dan penyediaan barang kebutuhan pokok akan sangat menentukan.
“Dukungan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga barang kebutuhan pokok akan membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja,” tambahnya.
Kesimpulan
Dengan proyeksi peningkatan konsumsi yang diyakini oleh Mandiri Institute, bulan Ramadhan pada awal tahun 2026 diharapkan akan menjadi momentum bagi pemulihan ekonomi. Pelaku usaha, baik besar maupun kecil, diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan penjualan dan memperkuat posisi mereka di pasar. Sementara itu, pemerintah juga perlu berperan aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi agar konsumsi masyarakat tetap terjaga.
Dengan kombinasi strategi yang baik dari pelaku usaha dan dukungan kebijakan dari pemerintah, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan selama bulan suci ini. “Kami optimis, dengan kerjasama semua pihak, Ramadhan 2026 akan menjadi titik balik yang positif bagi perekonomian Indonesia,” tutup Simangunsong.

